Selasa, 26 Juli 2011

Askep Ganglion



Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Kasus Ganglion

Posted By Revolusi Pendidikan On 19:08 Under Contoh Askep
1. Pengertian
Kista Ganglion atau biasa disebut Ganglion merupakan kista yang terbentuk dari kapsul suatu sendi atau sarung suatu tendo. Kista ini berisi cairan kental jernih yang mirip dengan jelly yang kaya protein. Kista merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering didapatkan pada tangan.
Ganglion biasanya melekat pada sarung tendon pada tangan atau pergelangan tangan atau melekat pada suatu sendi; namun ada pula yang tidak memiliki hubungan dengan struktur apapun. Kista ini juga dapat ditemukan di kaki. Ukuran kista bervariasi, dapat bertambah besar atau mengecil seiring berjalannya waktu dan bahkan menghilang.
Selain itu kadang dapat mengalami inflamasi jika teriritasi. Konsistensi dapat lunak hingga keras seperti batu akibat tekanan tinggi cairan yang mengisi kista sehingga kadang didiagnosis sebagai tonjolan tulang. Ganglion timbul pada tempat-tempat berikut ini:
a. Pergelangan tangan – punggung tangan ("dorsal wrist ganglion"), pada telapak tangan ("volar wrist ganglion"), atau kadang pada daerah ibu jari. Kista ini berasal dari salah satu sendi pergelangan tangan, dan kadang diperberat oleh cedera pada pergelangan tangan.
b. Telapak tangan pada dasar jari-jari ("flexor tendon sheath cyst"). Kista ini berasal dari saluran yang menjaga tendon jari pada tempatnya, dan kadang terjadi akibat iritasi pada tendon - tendinitis.
c. Bagian belakang tepi sendi jari ("mucous cyst"), terletak di sebelah dasar kuku. Kista ini dapat menyebabkan lekukan pada kuku, dan dapat menjadi terinfeksi dan menyebabkan infeksi sendi walaupun jarang. Hal ini biasanya disebabkan arthritis atau taji tulang pada sendi.

2. Etiologi
Penjelasan yang paling sering digunakan untuk mengungkapkan pembentukan kista hingga degenerasi mukoid dari kolagen dan jaringan ikat. Teori ini menunjukkan bahwa sebuah ganglion mewakili struktur degeneratif yang melingkupi perubahan miksoid dari jaringan ikat. Teori yang lebih baru, yang dipostulasikan oleh Angelides pada 1999, menjelaskan bahwa kista terbentuk akibat trauma jaringan atau iritasi struktur sendi yang menstimulasi produksi asam hialuronik. Proses ini bermula di pertemuan sinovial-kapsular. Musin yang terbentuk membelah sepanjang ligamentum sendi serta kapsul yang melekat untuk kemudian membentuk duktus kapsular dan kista utama. Duktus pada akhirnya akan bergabung menjadi kista ganglion soliter yang besar.
Seperti yang telah disebutkan, penyebab ganglion tidak sepenuhnya diketahui, namun ganglion dapat terjadi akibat robekan kecil pada ligamentum yang melewati selubung tendon atau kapsul sendi baik akibat cedera, proses degeneratif atau abnormalitas kecil yang tidak diketahui sebelumnya.

3. Tanda dan gejala
a. Keterbatasan gerak
b. Parestesia
c. Kelemahan
d. Nyeri
e. Adanya Benjolan pada bagian belakang pergelangan tangan, sisi telapak pergelanagn tangan, sendi jari

4. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi tergantung pada lokasi dan ukuran ganglion. Komplikasi utama adalah keterbatasan gerak pada sendi dimana terdapat ganglion. Tidak seperti tumor lain, ganglion tidak pernah berubah menjadi ganas.
Komplikasi yang dapat terjadi akibat prosedur bedah yang dilakukan berupa rekurensi walaupun kemungkinannya tidak besar. Selain itu juga terdapat resiko infeksi, keterbatasan gerak, kerusakan serabut saraf atau pembuluh darah


5. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan kadang melalui pemeriksaan radiologik.
a. anamesis bisa didapatkan benjolan yang tidak bergejala namun kadang ditemukan nyeri serta riwayat penggunaan lengan yang berlebihan.
b. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan lunak yang tidak nyeri tekan. Melalui transiluminasi diketahui bahwa isi benjolan bukan merupakan massa padat tapi merupakan cairan. Pada aspirasi diperoleh cairan dengan viskositas yang tinggi dan jernih. Sering juga ditemukan adanya gangguan pergerakan dan parestesia dan kelemahan pada pergelangan tangan ataupun lengan.


6. Diagnosis Banding
Ganglion dapat didiagnosis banding dengan benjolan lain yang mungkin didapatkan di tangan seperti lipoma, kista sebasea dan nodul rheumatoid arthritis.
7. Penatalaksanaan
Terdapat tiga pilihan utama penatalaksanaan ganglion.
a. Pertama, membiarkan ganglion tersebut jika tidak menimbulkan keluhan apapun. Setelah diagnosis ditegakkan dan pasien diyakinkan bahwa massa tersebut bukanlah kanker atau hal lain yang memerlukan pengobatan segera, pasien diminta untuk membiarkan dan menunggu saja.
b. Jika ganglion menimbulkan gejala dan ketidaknyamanan ataupun masalah mekanis, terdapat dua pilihan penatalaksanaan: aspirasi (mengeluarkan isi kista dengan menggunakan jarum) dan pengangkatan kista secara bedah.
Aspirasi melibatkan pemasukan jarum ke dalam kista dan mengeluarkan isinya setelah mematirasakan daerah sekitar kista dengan anestesi lokal. Karena diperkirakan bahwa inflamasi berperan dalam produksi dan akumulasi cairan di dalam kista, obat anti inflamasi (steroid) kadang diinjeksikan ke dalam kista sebagai usaha untuk mengurangi inflamasi serta mencegah kista tersebut terisi kembali oleh cairan kista. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa menggunakan substansi lain seperti hialuronidase bersama dengan steroid setelah aspirasi meningkatkan angka kesembuhan dari 57% (aspirasi dan steroid) menjadi 89% dengan substansi tambahan.
c. Jika kista rusak, menimbulkan nyeri, masalah mekanis dan komplikasi saraf (hilangnya fungsi motorik dan sensorik akibat tekanan ganglion pada saraf) atau timbul kembali setelah aspirasi, maka eksisi bedah dianjurkan. Hal ini melibatkan insisi di atas kista, identifikasi kista, dan mengangkatnya bersama dengan sebagian selubung tendo atau kapsul sendi dari mana kista tersebut berasal. Lengan kemudian dibalut selama 7-10 hari. Eksisi kista ini biasanya merupakan prosedur minor, tapi dapat menjadi rumit tergantung pada lokasi kista dan apakah kista tersebut melekat pada struktur lain seperti pembuluh darah, saraf atau tendon.
Patofisiologi
( analisis kemungkinan penyebab pada pasien ganglion pre Op)


Askep Katarak


ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KATARAK

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KATARAK
Definisi
Katarak adalah kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur – angsur penglihatan kabur akhirnya tidak dapat menerima cahaya (Barbara C.Long, 1996)

Etiologi
1) Ketuaan biasanya dijumpai pada katarak Senilis
2) Trauma terjadi oleh karena pukulan benda tajam/tumpul, terpapar oleh sinar X atau benda – benda radioaktif.
3) Penyakit mata seperti uveitis.
4) Penyakit sistemis seperti DM.
5) Defek kongenital

Patofisiologi
Dalam keadaan normal transparansi lensa terjadi karena adanya keseimbangan atara protein yang dapat larut dalam protein yang tidak dapat larut dalam membran semipermiabel. Apabila terjadi peningkatan jumlah protein yang tdak dapat diserap dapat mengakibatkan penurunan sintesa protein, perubahan biokimiawi dan fisik dan protein tersebut mengakibatkan jumlah protein dalam lens melebihi jumlah protein dalam lensa melebihi jumlah protein dalam bagian ynag lain sehingga membentuk suatu kapsul yang dikenal dengan nama katarak. Terjadinya penumpukan cairan/degenerasi dan desintegrasi pada serabut tersebut menyebabkan jalannya cahaya terhambat dan mengakibatkan gangguan penglihatan.

Macam – macam Katarak
1) katarak kongenital
Adalah katarak sebagian pada lensa yang sdah idapatkan pada waktu lahir. Jenisnya adalah:
a) Katarak lamelar atau zonular.
b) Katarak polaris posterior.
c) Katarak polaris anterior
d) Katarak inti (katarak nuklear)
e) Katarak sutural
2) Katarak juvenil
Adalah katarak yang terjadi pada anak – anak sesudah lahir.
3) Katarak senil
Adalah kekeruhan lensa ang terjadi karena bertambahnya usia. Ada beberapa macam yaitu:
a) katarak nuklear
Kekeruhan yang terjadi pada inti lensa
b) Katarak kortikal
Kekeruhan yang terjadi pada korteks lensa
c) Katarak kupliform
Terlihat pada stadium dini katarak nuklear atau kortikal.

Katarak senil dapat dibagi atas stadium:
a) katarak insipiens
Katarak yang tidak teratur seperti bercak – bercak yang membentuk gerigi dengandasar di perifer dan daerah jernih di antaranya.
b) katarak imatur
Terjadi kekeruhan yang lebih tebal tetapi tidak atau belum mengenai seluruh lensa sehingga masih terdapt bagian- bagian yang jernih pada lensa.



c) katarak matur
Bila proses degenerasi berjala terus maka akan terjadi pengeluaran air bersama – sama hasil desintegritas melalui kapsul.
d) katarak hipermatur
Merupakan proses degenerasi lanjut sehingga korteks lensa mencair dan dapat keluar melalui kapsul lensa.
4) Katarak komplikasi
Terjadi akibat penyakit lain. Penyakit tersebut dapat intra okular atau penyakit umum.
5) Katarak traumatik
Terjadi akibat ruda paksa atau atarak traumatik.

Kosep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post Operasi Katarak
1 Pengkajian
1) Data Subyektif
a) Nyeri
b) Mual
c) Diaporesis
d) Riwayat jatuh sebelumnya
e) Pengetahuan tentang regimen terapeutik
f) Sistem pendukung, lingkungan rumah.
2) Data obyektif
a) Perubahan tanda – tanda vital
b) Respon yang azim terhadap nyeri
c) Tanda – tanda infeksi:
- Kemerahan
- Edema
- Infeksi konjungtiva (pembuluh darah konjungtiva menonjol)
- Drainase pada kelopak mata dan bulu mata
- Zat purulen
- Peningaktan suhu tubuh
- Nilai laboratorium: peningkatan SDP, perubahan SDP, hasil pemeriksaan kultur sesitivitas abnormal.
d) Ketajaman penglihatan masing – masing mata.
e) Cara berjalan, riwayat jatuh sebelumnya.
f) Kemungkinan penghalang lingkungan seperti;
- kaki kursi, perabot yang rendah
- Tiang infus
- Tempat sampah
- Sandal
g) Kesiapan dan kemampuan untuk belajar dan menyerap informasi.

Perumusan Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d interupsi pembedahan jaringan tubuh
2) Resiko tinggi terhadap infeksi b/d peningkatan perentanan sekunder terhadap interupsi permukaan tubuh.
3) Resiko tinggi terhadap cidera b/d keterbatasan penglihatan, berada di lingkungan yang asing dan keterbatasan mobilitas dan perubahan kedalaman persepsi karena pelindung mata.
4) Resiko tinggi terhadap infektif penatalaksanaan regimen terapeutik b/d kurang aktivitas yang diijinkan, obat – obatan, komplikasi dan perawatan lanjutan.

Perencanaan
1) Nyeri akut
a) Tujuan: nyeri teratasi
b) Kriteria hasil: klien melaporkan penurunan nyeri progresif dan penghilangan nyeri setelah intervensi.
c) Intervensi:
• Bantu klien dalam mengidentifikasi tindakan penghilangan nyeri yang efektif.
Rasional: Membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi.
• Jelaskan bahwa nyeri dapat akan terjadi sampai beberapa jam setelah pembedahan.
Rasional: Nyeri post op dapat terjadi sampai 6 jam post op.
• Lakukan tindakan penghilanagn nyeri non invasif atau non farmakologik, seperti berikut;
- Posisi: tinggikan bagian kepala tempat tidur, berubah – ubah antara berbaring pada punggung dan pada sisi yang tidak dioperasi.
- Distraksi
- Latihan relaksasi
Rasional: beberapa tindakan penghilang nyeri non invasif adalah tindakan mandiri yang dapat dilaksanakan perawat dalam usaha meningkatkan kenyamanan pada klien.
• Berikan dukungan tindakan penghilangan nyeri dengan aalgesik yang diresepkan.
Rasional: Analgesik mambantu dalam menekan respon nyeri dan menimbulkan kenyamanan pada klien.
• Beritahu doker jika nyeri tidak hilang setelah ½ jam pemberian obat, jika nyeri disertai mual atau jika anda memperhatikan drainase pada pelindung mata.
Rasional: Tanda ini menunjukkan peningaktan tekanan intra okuli (TIO) atau komplikasi lain.

2) Resiko tinggi terhadap infeksi
a) Tujuan: infeksi tidak terjadi.
b) Kriteria hasil: klien akan menunjukkan penyembuhan insisi tanpa gejala infeksi.
c) Intervensi:
• Tingkatkan penyembuhan luka:
- Berikan dorongan untuk mengikuti diet yang seimbang dan asupancairan yang adekuat.
- Instruksikan klien untuk tetap menutup mata sampai hari pertama setelah operasi atau sampai diberitahukan
Rasional: Nutrisi dan hidrasi yang optimal meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, yang meningkatkan penyembuhan
• Gunakan teknik aseptik untuk meneteskan tetes mata:
- Cuci tangan sebelum memulai
- Pegang alat penetes agak jauh dari mata
- Ketika meneteskan, hindari kontak antara ata, tetesan dan alat penetes.
Ajarkan teknik ini kepada klien dan anggota keluarganya.
Rasional: Teknik aseptik meminimialkan masuknya mikroorganisme dan mengurangi resiko infeksi.
• Kaji tanda dan gejala infeksi:
- Kemerahan, edema pada kelopak mata
- Infeksi konjungtiva (pembuluh darah menonjol)
- Drainase pada kelopak mata dan bulu mata
- Materi purulen pada bilik anterior (antara korm\nea dan iris)
- Peningkatan suhu
- Nilai laboratorium abnormal (mis. Peningkatan SDP, hasil kultur dan sensitivitas positif)
Rasional: Deteksi dini infeksi memungkinkan penanganan yang cepat untuk meminimalkan keseriusan infeksi.
• Lakukan tindakan untuk mencegah ketegangan pada jahtan (misal anjurkan klien menggunakan kacamata protektif dan pelindung mata pada siang hari dan pelindung mata pada malam hari).
Rasional: Ketegangan pada jahitan dapat menimbulkan interupsi menciptakan jalan masuk untuk mikroorganisme.
• Beritahu dokter tentang semua drainase yang terlihat mencurigakan.
Rasional: Drainase abnormal memerlukan evaluasi medis dan kemungkinan memulai penanganan farmakologi.

3) Resiko tinggi terhadap cidera
a) Tujuan: Cidera tidak terjadi.
b) Kriteria hasil: Klien tidak mengalami cidera atau trauma jaringan selama dirawat.
c) Intervesi:
• Orientasikan klien pada lingkungan ketika tiba.
Rasional: Pengenalan klien dengan lingkungan membantu mengurangi kecelakaan.
• Modifikasi lingkungan untuk menghilangkan kemungkinan bahaya.
- Singkirkan penghalang dari jalur berjalan.
- Singkrkan sedotan dari baki.
- Pastikan pintu dan laci tetap tertutup atau terbuka secara sempurna.
Rasonal: Kehilangan atau gangguan penglihatan atau menggunakan pelindung mata juga apat mempengaruhi resiko cidera yang berasal dari gangguan ketajaman dan kedalaman persepsi.
• Tinggikan pengaman tempat tidur. Letakkan benda dimana klien dapat melihat dan meraihnya tanpa klien menjangkau terlalu jauh.
Rasional: Tinakan ini dapat membantu mengurangi resiko terjatuh.
• Bantu klien dan keluarga mengevaluasi lingkungan rumah untuk kemungkinan bahaya.
- karpet yang tersingkap.
- Kabel listrik yang terpapar.
- Perabot yang rendah
- Binatang peliharaan
- Tangga
Rasional: Perlunya untuk empertahankan lingkungan yang aman dilanjutkan setelah pulang.

4) Resiko tinggi terhadap inefektif penatalaksanaan regimen terapeutik
a) Tujuan: Inefektif penatalaksanaan regimen tidak terjadi.
b) Kriteria hasil: Berkaitan dengan rencana pemulangan rujuk pada rencana pemulangan.
c) Intervensi:
• Diskusikan aktifitas yang diperbolehkan setelah pembedahan.
- Membaca
- Menonton televisi
- Memasak
- Melakukan pekerjaan rumah tangga yang ringan
- Mandi siram atau mandi di bak mandi.
Rasional: Memulai diskusi dengan menguraikan aktifitas yang diperbolehkan daripada pembatasan memfokuskan klien pada aspek positif penyembuhan daripada aspek negatifnya.
• Pertegas pembatasan aktifitas yang disebutkan dokter yang mungkin termasuk menghindari aktifitas berikut:
- Berbaring pada sisi yang dioperasi
- Membungkuk melewati pinggang
- Mengangkat benda yang beratnya melebihi 10 kg.
- Mandi
- Mengedan selama defekasi.
Rasional: Pembatasan diperlukan utnuk menguangi gerakan mata dan mencegah peningkatan tekanan okuler. Pembatasan yang spesifik tergantung pada beberapa faktor, termasuk sifat dan luasnya pembedahan, preferensi dokter, umur serta status kesehatan klien secara keseluruhan. Pemahaman klein tentang alasan untuk pembatasan ini dapat mendorong kepatuhan klien.
• Tekankan pentingnya tidak mengusap mata atau menggosok mata dan menjaga balutan serta pelindung protektif tetap pada tempatnya sampai hari pertama setelah operasi.
Rasional: Mengusap atau menggosok mata dapat merusak integritas jahitan dan memebrikan jalan masuk untk mikroorganisme. Menjaga mata tertutup mengurangi resiko kontaminasi oleh mikroorganisme di udara.
• Jelaskan informasi berikut untuk tetap setiap obat – obatan yang diresepkan.
- Nama, tujuan dan kerja obat.
- Jadwal, dosis (jumlah dan waktu)
- Teknik pemberian
- Instruksi atau kewaspadaan khusus
Rasional: Memberikan informasi yang akurat sebelum pulang dapat meningkatkan kepatuhan dengan regimen pengobatan dan membantu mencegah kesalahan dalam pemberian obat.
• Instruksikan klien dan keluarga untuk melaporkan tanda dan gejala berikut:
- Kehilangan penglihatan
- Nyeri pada mata
- Abnormalitas penglihatan (misalnya, kilasan cahaya atau mengeras)
- Emerahan, drainase meningkat, suhu meningkat.
Rasional: Melaporkan tanda dan gejala ini lebih awal memungkinkan intervensi yang cepat untuk mencegah atau meminimalkan infeksi, peningkatan tekanan intra okular, perdarahan, terlepasnya retina atau komplikasi lain.
• Instruksikan untuk menjaga hygiene mata (membuang drainase yang mengeras dengan menyeka kelopak mata yang terpejam menggunakan bola kapas yang dielmbabakan dengan larutan irigasi mata).
Rasional: Sekresi dapat melekat pada kelopak mata dan blu mata. Pembuangan sekresi dapat memberikan kenyamanan dan mengurangi resiko infeksi dengan mneghilangkan sumber mikroorganisme.
• Tekankan pentingnya perawatan lanjutan yang adekuat, dengan adwal yang ditentukan oleh ahli bedah. Klien harus mengetahui tanggal dan waktu jadwal perjanjian pertamanya sebelum pulang.
Rasional: Perawatan lanjutan memberikan kemungkinan penyembuhan dan memngkinkan deteksi dini komplikasi.
• Sediakan instruksi tertulis pada waktu klien pulang.
Rasional: Instruksi tertulis memberikan klien dan keluarga sumber informasi yang dapat merekam rujuk jika diperlukan.

Pelaksanaan
Disesuaikan dengan intervensi yang telah ditetapkan serta keadaan umum klien.

Evaluasi
Disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan, menggunakan metode SOAP

Saluran Pencernaan


SALURAN PENCERNAAN

Dasar anatomi dan fisiologi
Saluran cerna berfungsi untuk menyerap zat makanan, zat-zat penting, garam dan air serta mengekskresi bagian makanan yang tak diserap dan sebagian hasil akhir metabolisme. Dengan proses pencernaan yaitu proses penguraian dengan bantuan enzim, diubah protein, karbohidrat dan lemak, menjadi bentuk yang dapat diserap. Pada gambar 1 digambarkan organ sa­luran cerna secara skematis.

Rongga mulut dan farings Rongga mulut merupakan awal dari saluran cerna dan di sinilah makanan (padat) dikunyah menjadi halus dan dicampur dengan ludah.
Pada peristiwa mengunyah yang berperan adalah gigi, otot pengunyah, lidah, pipi, da­sar mulut dan langit-langit. Ludah dibentuk oleh tiga pasang kelenjar besar, glandula parotis (kelenjar ludah telinga), glandula submandibularis (kelenjar ludah rahang bawah) dan glandula sublingualis (kelenjar ludah bawah lidah) dan kemudian melalui saluran-salurannya akan masuk ke rongga mulut. Produksi ludah tiap hari berkisar sekitar 1,5 liter; susunan ludah bergantung pada makanan yang dimakan (pada makan­an kering akan disekresi ludah yang encer untuk membasahi, dan pada makanan yang banyak mengandung cairan disekresi ludah yang kental untuk mencerna. Pada proses menelan, yang dimulai secara sadar dan ke­mudian berlanjut secara reflektoris,
Gambar 1. Bagan saluran cerna
makanan yang dilapisi ludah akan masuk melalui farings ke esofagus. Pada farings terdapat percabangan antara saluran cerna dan saluran napas, karena itu untuk mencegah masuknya makanan ke saluran napas yang terdapat scbelum esofagus, maka pada saat menelan larings akan tertutup. Tonsil (amandel farings dan langit-langit) yang terdapat dalam farings merupakan ba-gian dari sistem limfe dan berfungsi untuk pertahanan imunitas.

Esofagus Saluran makanan ini merupakan tabung otot sepanjang 22 sampai 25 cm yang terletak di antara trakhea dan kolom tulang belakang. Sepertiga bagian atas esofagus berdinding otot serat lintang sedangkan dua pertiga bagian bawah berdinding otot polos. Esofagus hanyalah berfungsi untuk meneruskan makanan.

Anatomi lambung Pada lambung manusia dibedakan (gambar 2) bagian kardia (daerah bermuaranya esofagus), fundus, korpus, antrum (pembesaran sebelum akhir lambung) dan pilorus. Lengkungan bagian tepi dinamakan lengkung besar dan lengkung kecil.
Mukosa lambung mempunyai satu lapis epitel silinder yang berlekuk-lekuk (foveolae gastricae), tempat bermuaranya kelenjar lambung yang spesifik. Kelenjar pada dae­rah kardia dan pilorus hanya memproduksi lendir, sedangkan kelenjar pada daerah kor­pus dan fundus memproduksi lendir, asam klorida dan enzim proteolitik. Karena itu pada kelenjar korpus dan fundus ditemukan 3 jenis sel,
·         sel yang memproduksi lendir yaitu sel mukus (mucous neck cell),
·         sel yang menghasilkan asam klorida yaitu sel parietal,
·         sel yang menghasilkan enzim proteolitik yaitu sel epitel mukosa.
Gambar 2. Lambung manusia, dipotong.

Otot dinding lambung terdiri atas tiga lapisan serabut otot polos, yang tersusun me-manjang, melintang dan miring ke atas. Karena rancangannya yang sedemikian itu, otot ini mampu menyesuaikan diri dengan volume lambung sesuai dengan isinya, juga memungkinkan pencampuran makanan serta meneruskannya ke saluran cerna berikutnya.
Motilitas dan pengosongan lambung, Dalam keadaan kosong, lambung akan merupakan suatu tabung otot yang berkontraksi dan dinding bagian dalamnya berdekatan letaknya satu sama lain. Jika makanan masuk, otot polos akan berelaksasi dan dinding lambung akan kendur tanpa disertai naiknya tekanan intraluminal. Pencampuran ma­kanan yang dimakan yang kemudian men-jadi khimus (makanan halus) terjadi dengan kontraksi peristaltik dan jalan keluar lam­bung ada dalam keadaan tertutup.
Pada pengosongan lambung, pilorus akan terbuka sebentar, dan sebagian khimus de­ngan bantuan kontraksi peristaltik di daerah antrum akan masuk ke usus duabelas jari.
Pengaturan peristiwa ini terjadi baik melalui saraf maupun hormon. Impuls parasimpa-tikus yang disampaikan melalui nervus va­gus akan meningkatkan motilitas, secara reflektoris melalui vagus juga akan terjadi pengosongan lambung. Refleks pengosong­an lambung ini akan dihambat oleh isi yang penuh, kadar lemak yang tinggi dan reaksi asam pada awal usus halus. Keasaman ini disebabkan oleh hormon saluran cerna terutama sekretin dan kholesistokinin-pankreo-zimin, yang dibentuk dalam mukosa usus halus dan dibawa bersama aliran darah ke lambung. Dengan demikian proses pengo­songan lambung merupakan proses umpan balik humoral.
Di samping proses yang disebutkan di atas, pengaturan motorik lambung dilakukan oleh mekanisme lain. Pengaturan ini diduga antara lain dilakukan oleh dopamin dan se­rotonin.
Sekresi getah lambung Kelenjar di lambung tiap hari membentuk sekitar 2-3 liter getah lambung, yang merupakan larutan asam klo­rida yang hampir isotonis dengan pH antara 0,8-1,5, yang mengandung pula enzim pencemaan, lendir dan faktor intrinsik yang dibutuhkan untuk absorpsi vitamin B12 (lihat halaman 41.1). Asam klorida menyebabkan denaturasi protein makanan dan menyebab­kan penguraian enzimatik lebih mudah. Asam klorida juga menyediakan pH yang cocok bagi enzim lambung dan mengubah pepsinogen yang tak aktif menjadi berbagai pepsin.
Asam klorida juga akan membunuh bakteri yang terbawa bersama makanan. Pengatur­an sekresi getah lambung sangat kompleks. Seperti pada pengaturan motflitas lambung serta pengosongannya, di sini pun terjadi pengaturan oleh saraf maupun hormon. Berdasarkan saat terjadinya peristiwa, ma-ka sekresi getah lambung dibagi atas fase sefalik, lambung (gastral) dan usus (intes­tinal).

Fase sekresi sefalik diatur sepenuhnya me­lalui saraf. Penginderaan penciuman dan rasa akan menimbulkan impuls saraf aferen, yang di sistem saraf pusat akan merangsang serabut vagus. Stimulasi nervus vagus akan menyebabkan dibebaskannya asetilkolin dari dinding lambung. Ini akan menyebab­kan stimulasi langsung pada sel parietal dan sel epitel serta akan membebaskan gastrin dari sel G antrum. Melalui aliran darah, gastrin akan sampai pada sel parietal dan akan menstimulasinya sehingga sel itu mem­bebaskan asam klorida. Pada sekresi asam klorida ini, histamin juga ikut berperan. His-tamin ini dibebaskan oleh mastosit karena stimulasi vagus (gambar 3). Secara tak langsung dengan pembebasan histamin ini gastrin dapat bekerja.

Fase lambung sekresi getah lambung dise­babkan oleh makanan yang masuk ke dalam lambung. Relaksasi serta rangsang kimia se­perti hasil urai protein, kofein atau alkohol, akan menimbulkan refleks kolinergik lokal dan pembebasan gastrin. Jika pH turun di bawah 3, pembebasan gastrin akan dihambat.
Gambar 3. Bagan pengaruh sekresi sel parietal

Pada fase usus mula-mula akan terjadi pe-ningkatan dan kemudian akan diikuti dengan penurunan sekresi getah lambung. Jika makanan yang baru dimakan dan tidak asam masuk ke dalam duodenum, maka dari sel G duodenum akan dibebaskangortnVi. Jika ke­mudian khimus yang asam masuk ke usus duabelas jari akan dibebaskan sekretin. Ini akan menekan sekresi asam klorida dan merangsang pengeluaran pepsinogen. Ham-batan sekresi getah lambung lainnya dilakukan oleh kholesistokinin-pankreozimin, terutama jika khimus yang banyak mengandung lemak sampai pada usus halus bagian atas.
Di samping zat-zat yang sudah disebutkan ada hormon saluran cerna lainnya yang berperan pada sekresi dan motilitas. GIP (gas­tric inhibitory polypeptide) menghambat sekresi HC1 dari lambung dan kemungkinan juga merangsang sekresi insulin dari kelenjar pankreas.
Somatostatin, yang dibentuk tidak hanya di hipothalamus tetapi juga di sejumlah organ lainnya antara lain sel D mukosa lambung dan usus halus serta kelenjar pankreas, menghambat sekresi asam klorida, gastrin dan pepsin lambung dan sekresi sekretin di usus halus. Fungsi endokrin dan eksokrin pankreas akan turun (sekresi insulin dan glukagon serta asam karbonat dan enzim pencernaan). Di samping itu ada tekanan sistemik yang tak berubah, pasokan darah di daerah n.splanhnicus akan berkurang se­kitar 20-30%.
Perlu pula dikemukakan di sini rangsangan emosional. Stres, kemarahan akan meningkatkan, rasa takut atau kesedihan akan mengurangi sekresi getah lambung dan motilitas.

Usus halus Di usus halus proses pencer­naan akan dilanjutkan dan pecahan makan­an dengan berat molekul rendah sebagian besar akan diabsorpsi. Usus halus dibagi atas tiga bagian:
·         duodenum (usus duabelas jari),
·         jejunum (usus kosong), dan
·         ileum (usus bengkok).
Duodenum mempunyai bentuk mirip tapal kuda, pada bagian cekungnya terpasang ke­lenjar pankreas. Pada bagian menaik ber-muaiaductuspancreaticus (saluran kelenjar pankreas) dan ductus choledochus (saluran empedu) yang mempunyai bagian akhir menyatu.
Pada ujung duodenum terdapat jejunum sepanjang sekitar 1,2 m dan dilanjutkan de­ngan ileum sepanjang kira-kira 1,8 m. Kumpulan jejunum dan ileum terpasang pada mesenterium.
Keistimewaan dari mukosa usus halus adalah perluasan permukaan usus halus dengan lipatan, vili, dan mikrovili. Lipatan ini paling banyak di duodenum dan jejunum dan dapat mencapai 8 mm, dan membentuk lekukan submukosa. Di sini terdapat vili berbentuk jari setinggi 1 mm, yang epitelnya umumnya terdiri atas enterosit (sel entero-sit), mikrovili yang merupakan kaki proto-plasma berlumen yang tersusun berdekatan. Permukaan yang melapisi lumen dengan demikian akan diperluas sekitar 600 kali, pada usus halus keseluruhan luasnya adalah 200 m2.
Di samping mukosa, usus halus terdiri atas lapisan otot melingkar dan memanjang dan serosa yaitu bagian viseral peritoneum. Pada dinding usus halus terdapat pulapleksus saraf vegetatif, yaitu plexus submucosus yang mempersarafi mukosa dan plexus myenteri-cus yang mempersarafi ototnya. Pada kerja motorik usus halus dibedakan atas gerakan mencampur dan gelombang peristaltik dorong. Gerakan mencampur melakukan pencampuran intensif khimus de­ngan getah pankreas, empedu dan sekret dari kelenjar usus halus, sedangkan gerakan peristaltik mendorong adonan makanar Gerakan ini dapat timbul dengan adany relaksasi dinding usus halus dan dikei dalikan saraf melalui plexus myentericus.

Usus besar Usus besar yang merupaka bagian akhir dari saluran cerna dapat dibaj menjadi:
° cecum (usus buntu sekum) dengan appendix vermiformis (umbai cacing),
° colon (usus besar, kolon), dan
° rectum (usus akhir, rektum).
Di usus besar dengan pengentalan isi usi terbentuk feses. Istilah sekum muncul karena bagian usus ini buntu (gambar 4). Pada sisi sebelah atas bermuara ileum. Melalui katup yang terdapat di sini (vah ileocaecalis) isi usus halus akan masuk sedikit-sedikit ke dalam usus besar. Kolon yang bersambungan dengan sekum terdiri atas bagian menaik, bagian mendatar dan bagian menurun serta bagian yang berbentuk huruf S (colon ascendens, transversum, descendens, sigmoideum). Bagian yang halus mempunyai lebar sekitar 6-8 cm panjangnya sekitar 1,3 m. Yang khas bagi kolon adalah adanya tiga taenia yang merupakan otot memanjang bagian luar yang tersusun seperti garis-garis, juga haustr, tonjolan dinding usus yang terbentuk karena kontraksi lokal otot lingkar berbentuk simpul.
Bagian usus besar yang paling akhir adala rektum sepanjang 15-20 cm dan berakh pada anus yang dilengkapi dengan otot sfingter pada bagian dalam yang terdiri atas serabut otot polos, dan otot sfingter bagian luar yang terdiri atas otot skelet. Otot memanjang luar di sini tak lagi tersusun dalam taenia melainkan membentuk lagi lapisan tertutup.
Berbeda dengan usus halus, mukosa usus besar tidak mengandung jonjot, di sini ditemukan kripta yang amat dalam dan rap; berdekatan. Epitel kripta dan epitel permukaan terutama terdiri atas sel piala yau memproduksi lendir.
Gambar 4. Potongan pada muara usus halus ke usus besar dan usus buntu serta umbai cacing.

Sebagian sel epitel dilengkapi dengan bulu-bulu tebal yang berfungsi untuk absorpsi. Pada rektum, di bawah mukosa pada apa yang dinamakan zona hemoroid, terdapat sekelompok pembuluh darah yang merupakan penutup dalam bentuk otot. Dengan gerakan dinding usus besar, isi usus akan digiling dan dibawa terus. Di samping gelombang peristaltik lambat dari otot lingkar pada jarak usus yang pendek, sekitar 2-3 kali sehari terjadi gelombang peristaltik yang besar tnulai dari sekum sampai sigmoid.
Gerakan ini akan distimulasi oleh impuls parasimpatis dan dihambat oleh impuls simpatis.

Hati dan saluran empedu Hati, yang merupakan organ metabolisme sentral tubuh, dan dengan pembentukan maupun ekskresi empedu merupakan kelenjar eksokrin terbesar, terdapat di bawah lengkung diafragma kanan. Hati terbagi atas 2 lobus, yang lebih besar pada bagian kanan dan bagian yang lebih kecil di kiri. Bobotnya sekitar 1500 g. Pada permukaan bawah yang cekung pada port a hati, ada 2 pembuluh yang masuk ke dalam hati : arteria hepatica dan vena portae.
Dari sini pulalah ductus hepatici mening-galkan hati. Vena porta membawa darah vena isi perut yang tak berpasangan dan dengan ini juga membawa produk absorpsi lambung dan usus ke hati. Setelah melewati kapiler hati, sinusoida, melalui vena hepati­ca, darah akan masuk ke vena cava inferior. Segera setelah meninggalkan hati, kedua duktus hepatika akan bergabung memben-tuk ductus hepaticus communis. Bagian ak-hirnya disebut ductus cysticus, mulai dari percabangan ke kandung empedu, yang me­rupakan tempat penyimpanan empedu. Bagian saluran empedu yang akhirnya ber­gabung dengan ductus hepaticus communis disebut ductus choledochus. Saluran ini bermuara biasanya bersama de­ngan saluran dari kelenjar pankreas (lihat di bawah), pada cabang menaik dari usus dua-belasjari.

Bangun lobulus hati Unsur yang membangun hati disebut lobulus hati, pada manusia terdapat sekitar 50.000-100.000 buah. Diameternya sekitar 1-2 mm dan antara yang satu dengan yang lain terpisah oleh benang jaringan ikat yang halus. Pada penampang histologis terlihat bentuknya yang hampir segi enam. Tiap lobulus hati terdiri atas sejumlah sel yang berjalan secara radial tersusun atas pelat dan lajur yang bercabang dan berhubungan satu sama lain. Tiap pelat sel hati biasanya mempunyai dua lapis sel. Di antara lajur pelat sel hati terda­pat sinusoida hati (kapiler hati), yang satu sama lain beranastomosis dan membentuk jala kapiler radial. Pada dindingnya di sam­ping ditemukan sel endotelium yang meru­pakan bagian sistem retikulo-endotelium, terdapat pula sel bintang Kupffer yang mampu melakukan fagositosis. Di antara sinusoida hati dan sel hati terda­pat ruang berupa celah, yaitu ruang Disse, yang dimasuki mikrovilli sel hati. Dengan cara ini akan terjadi syarat optimum untuk absorpsi zat-zat yang masuk ke ruang Disse melalui sejumlah pori-pori pada dinding ka­piler.
Sinusoida hati berjalan melewati ruang di antara sel-sel hati, demikian juga kapiler empedu tetapi letaknya terpisah. Kapiler empedu ini mempunyai dinding yang ter-bentuk oleh membran sel hati. Kapiler em­pedu ini mulai dari bagian tengah lobus dan berjalan sentrifugal ke daerah perifer lobus, serta bermuara di daerah periportal, yang merupakan titik temu beberapa lobulus, ke-mudian ke saluran empedu interlobuler. Sel hati ditandai dengan banyaknya mito-kondria dan retikulum endoplasma.
Sekresi empedu Produksi empedu tiap hari yaitu 600-800 ml. Susunan empedu dan laju pembentukannya berubah-ubah bergantung pada jumlah dan jenis makanan. Harga pH berkisar antara 7,4 dan 8,5. Cairan em­pedu yang hampir isotonis dengan darah, di samping mengandung ion anorganik, terutama mengandung asam empedu, zat warna empedu, kolesterol, fosfolipid dan beberapa enzim (misalnya fosfatase basa). Sebagaimana tertulis pada halaman 33, se­bagian obat dan metabolitnya juga dikeluarkan bersama empedu. Di dalam saluran empedu dan terutama di dalam kandung empedu yang kapasitasnya sekitar 10-15 ml, susunan empedu akan berubah.
Asam empedu, zat warna empedu dan ko­lesterol akan mengalami penarikan air dan menjadi 5-10 kali lebih pekat, sedangkan konsentrasi elektrolit akan berkurang kare-na terjadinya reabsorpsi kembali ion natri­um, klorida dan hidrogenkarbonat ke dalam pembuluh darah.
Sekresi empedu dipengaruhi oleh hormon saluran cerna dan sistem saraf otonom. Se-lama pencernaan, sekresi empedu dari sel hati akan meningkat secara terus-menerus sampai duakalinya dengan meningkatkan juga konsentrasi hidrogenkarbonat. Peningkatan sekresi ini disebabkan oleh sekretin, dan juga oleh naiknya pasokan darah ke hati dan pengaktifan vagus. Selama pengambilan makanan empedu mengalir langsung ke dalam duodenum, se­dangkan pada saat pencernaan beristirahat, empedu masuk ke kandung empedu, me­ngalami pemekatan di sana, disimpan dan baru setelah pembebasan kolesistokinin-pankreozimin dengan mengkontraksi kan­dung empedu, empedu akan dialirkan ke usus duabelasjari.

Pankreas Kelenjar pankreas merupakan organ pensekresi yang di dalamnya tersebar sekelompok sel berbentuk pulau, yang dise­but sel-sel pulau Langerhans yang mensekresi ke dalam. Bagian ek­sokrin pankreas mampu mensekresi enzim pencernaan.
Organ yang beratnya sekitar 70 sampai 90 g ini terdapat pada perut bagian atas di belakang lambung. Organ ini terbagi menjadi 3 bagian, bagian kepala pankreas yang ter-letak pada bagian cekung duodenum, badan pankreas dan ekor pankreas. Ductus pancreaticus yang merupakan jalan keluar kelenjar pankreas, berjalan sepanjang pan­kreas dan bermuara, seperti disebutkan terdahulu, bersama dengan ductus choledo­chus ke dalam duodenum. Pada preparat histologis, terlihat struktur lobulus. Lobulus terdiri atas bagian akhir kelenjar, yang di­sebut acinus. Dalam masing-masing kelompok acinus ada celah yang menjorok ke dalam yang merupakan penghubung antara bagian akhir kelenjar dan salurannya.

Sekresi getah pankreas Getah pankreas (jumlah rata-rata tiap hari sekitar 2 liter) mempunyai pH 8,0-8,4 karena kandungan hidrogenkarbonatnya yang tinggi. Bersama dcngan empedu yang juga bersifat basa dan getah usus, bersama-sama akan menetralkan getah lambung yang asam, sehingga khimus dalam duodenum bersifat,netral sarnpai basa lemah. Produksi enzim dan proenzim yang tak aktif dari getah pankreas terjadi dalam sel acinus. Pada saat sekresi, zat yang disimpan dalam bagian yang dise-but granul zimogen, bersama dengan elek-trolit dan air akan disekresi ke dalam lumen acinus. Pengaturan sekresi pankreas ber-langsung melalui saraf dan humoral: Pada pengambilan makanan sekresi akan meningkat secara refleks oleh vagus lalu ke-mudian diatur oleh sekretin dan kolesis-tokinin-pankreozimin lebih lanjut. Setelah pembebasan sekretin, maka akan dibebaskan getah pankreas yang bersifat basa kuat dan mengandung sedikit enzim dalam jum­lah yang lebih banyak. Sedangkan kolesis-tokinin-pankreozimin akan menyebabkan sekresi getah pankreas yang kaya akan en­zim dengan cara menstimulasi keluarnya granul zimogen dari sel acinus. Kerja optimum akan terjadi pada kerja ber­sama-sama antara stimulasi vagus serta pembebasan sekretin dan kolesistokinin-pankreozimin.

Pencernaan Untuk pemecahan makanan menjadi komponen yang dapat diabsorpsi dibutuhkan enzim yang terdapat dalam ludah, getah lambung, getah usus dan getah pankreas.
Pencernaan karbohidrat sudah mulai terja­di dalam mulut oleh ptialin yang terdapat dalam ludah. Ptialin merupakan a-amilase yang menguraikan amilosa menjadi maltosa. a-Amilase berikutnya terdapat dalam getah pankreas. Pada amilopektin dan glikogen, sisa glukosa akan diuraikan oleh 1,6-a-glukosidase dari bulu-bulu tebal sel usus. Epitel usus juga menghasilkan disakaridase yang memecah laktosa, maltosa, dan sakarosa menjadi monosakarida. Pencernaan protein mulai dalam lambung setelah pepsinogen dengan bantuan asam klorida lambung dan secara autokatalitik terbentuk pepsin aktif. Pepsin bukan zat tunggal melainkan berupa campuran berbagai protease.
Sebagai endopeptidase, pepsin terutama memutuskan ikatan peptida dalam molekul. Endopeptidase lalnnya adalah tripsin dan khimotripsin dari getah pankreas, yang di-keluarkan dalam bentuk tak aktif (proen­zim) dan baru menjadi aktif dalam duode­num oleh enterokinase atau autokatalitik oleh tripsin. Dengan cara ini pankreas dilindungi dari pencernaan diri sendiri. Setelah endopeptidase bekerja, terjadi pe-nguraian lebih lanjut dari polipeptida dan oligopeptida oleh eksopeptidase, yang mampu memecahkan asam amino pada ujung C-terminal atau N-terminal. Ekso­peptidase semacam ini terdapat juga dalam getah pankreas dan dalam bulu tebal enterosit.
Syarat terjadinya pencernaan lemak adalah diperbesarnya permukaan dengan menge-mulsi lemak tersebut.
Yang terutama bertindak sebagai emulgator adalah asam empedu yang terdapat dalam empedu, dan di samping itu juga monoglise-rida yang dihasilkan pada pencernaan le­mak. (Asam empedu sebagian besar akan diab­sorpsi kembali dalam usus halus dan dengan sirkulasi enterohepatik akan masuk lagj ke hati). Setelah pengemulsian, sebagian besar trigliserida akan diuraikan oleh lipase pankreas menjadi gliserin dan asam lemak bebas, dan menjadi digliserida dan monogliseridajuga.

Absorpsi Produk yang dihasilkan pada pro­ses pencernaan harus melewati dinding usus masuk ke dalam darah atau limfe dan dari sana masuk ke dalam masing-masing sel jaringan tertentu.
Organ utama untuk mengabsorpsi zat yang dihasilkan oleh pencernaan adalah usus ha­lus. Absorpsi terjadi dengan cara difusi yaitu sesuai dengan landaian (gradien) konsentrasi, dan dengan transpor aktif.
Karena kelarutannya yang tinggi dalam air, maka pengambilan monosakarida oleh la-pisan lipid membran sel dipersulit. Karena itu glukosa dengan bantuan ion natrium akan mengalami transpor aktif. Kemungkinan juga galaktosa akan diabsorpsi melalui sistem transpor ini. Untuk fruktosa ternyata terjadi difusi dipercepat dengan bantuan pembawa.
Untuk absorpsi asam L-amino alam terbukti ada 4 sistem transpor spesifik yaitu untuk asam amino netral, basa dan asam serta untuk asam imino. Dalam jumlah kecil terja­di juga absorpsi polipeptida.
Setelah lipase bekerja, lemak akan masuk ke enterosit dalam bentuk asam lemak bebas, gliserin dan monogliserida. Asam lemak yang terdapat dalam lemak alami yang mempunyai 16 dan 18 atom C akan menjadi trigliserida lagi dan terbungkus dengan bungkus protein yang disebut khilomikron lalu masuk ke limfe. Trigliserida rantai sedang dan pendek jika tak ada asam empedu dan lipase pankreas dapat juga diabsorpsi dari sel mukosa tanpa mengalami pemecahan lebih dahulu, dari sini terutama melalui vena porta akan sampai ke hati.
Karena itu pada penyakit usus, hati dan pankreas yang disertai steatorea diberikan trigliserida rantai sedang untuk menggantikan lemak lainnya.

Fiqh Imam Syafi'i (7)


Fiqh Imam Syafi'i (7)

Oleh: Alhabib Shodiq bin Abubakar Baharun

BAB SHOLAT

Sholat menurut ahli bahasa adalah doa dan menurut ahli syariat adalah sesuatu pekerjaan dan perkataan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Menurut semua ulama’ yang beragama Islam dengan berlandaskan hadits dari nabi kita Muhammad saw bahwa sholat pada hakekatnya adalah do’a (hubungan yang paling dekat antara hamba dan Tuhan-nya yaitu Alah SWT) akan tetapi tidak cukup atau tidak syah jika seseorang berdo’a saja tanpa sholat.

Bahkan barang siapa yang meninggalkan sholat maka dia termasuk orang kafir, karena sholat termasuk rukun Islam, nabi Muhammad saw yang diutus oleh Allah SWT untuk umat Islam saja beliau melaksanakan sholat hingga kaki-kaki beliau bengkak (membesar), dan beliau memerintahkan sholat atas perintah dari Allah SWT untuk semua orang yang mengakui dan memeluk agama Islam tanpa terkecuali, jadi kalo ada orang yang mengaku memeluk agam Islam tapi tidak sholat berarti orang itu perlu diragukan keIslamannya. Dan sholat adalah kunci dari semua ibadah kita, jika sholat kita benar dan baik, maka semua ibadah kita akan benar dan baik juga seperti yang disabdakan oleh nabi Muhammad saw. Beliau Rasulullah saw bersabda bahwa sholat adalah tiang agama, jika sholat ditegakkan (dijalankan menurut aturan-aturannya), maka dia sudah menegakkan agamanya (melaksanakan semua perintah dari Allah SWT yang ada pada agama Islam). Semoga kita diberi hidayah (petunjuk) dan anugrah dari Allah SWT sehingga dengan kuat dan senang dan benar dalam melaksanakan sholat. Amin.



1.Sholat dibagi menjadi 5 waktu:

a.Dhuhur (yaitu awal sholat yang dilakukan di dalam syariat Islam).
Masuknya waktu dhuhur dari tergelincirnya matahari (setelah istiwa’/matahari di tengah-tengah) sampai ke persamaan ukuran sesuatu benda dengan bayangannya (dan ini ditempat katulistiwa, jika lebih maka ditambah menurut posisi matahari) dan jumlahnya 4 rokaat.

b.Asar
Masuknya waktu asar dari persamaan ukuran sesuatu benda dengan bayangannya dan ditambah sedikit (akhir waktu dhuhur ditambah sedikit) sanpai ke terbenamnya matahari (bulatannya) dan sholat asar ada 4 rokaat.

c.Magrib.
Masuknya waktu magrib dari terbenamnya matahari (bulatannya) secara keseluruhan (apabila dilihat dari gunung, maka hilangnya cahaya matahari dan timbulnya gelap dari arah timur) sampai ke terbenamnya mega yang berwarna merah, dan jumlahnya sholat magrib ada 3 rokaat.

d.Isya’
Masuknya waktu isya’ dari terbenamnya mega yang berwarna merah (akhir waktu magrib) sampai ke terbitnya Fajar Shodiq. Fajar Shodiq adalah suatu cahaya membentang luas di langit dari selatan ke utara dan bertambah terang dengan berjalannya waktu, jika sebelumnya dinamakan Fajar Kadzib (dusta) yaitu cahaya yang memanjang di langit dari timur ke barat lalu menghilang cahayanya dan sholat isya’ ada 4 rokaat.

e.Shubuh
Masuknya waktu shubuh dari terbitnya Fajar Shodiq sampai ke terbitnya sebagian kecil dari matahari (bulatannya) dan sholat shubuh ada 2 rokaat.



2.Udzur-udzur di dalam sholat ada 4 macam:

a.Tidur
Apabila seseorang tidur sebelum masuknya waktu sholat lalu bangun setelah lewatnya waktu sholat, maka sholatnya dianggap udzur (tidak dosa) jika tidak disengaja, tapi kalo seseorang tidur setelah masuknya waktu sholat maka hukum tidurnya adalah haram dan berdosa dan wajib langsung mengqodo’ sholatnya, kalo sampai melewati batas waktu sholat.

Bagi orang yang berada disampingnya orang tidur, maka wajib membangunkan orang tidur tersebut jika sudah masuk waktunya sholat, jika tidak maka dia juga akan mendapatkan dosanya tapi jika sudah dibangunkan tapi dia malas atau sulit dibangunkan, maka sudah terlepas kewajibannya.

b.Lupa
Tanpa sengaja dan bukan karena kebiasaan. Contoh : jika sudah masuk waktu sholat (dhuhur) lalu diakhirkan dan dia melakukan sesuatu pekerjaan sampai lewat waktu sholat (lewatnya waktu dhuhur dan masuknya waktu ashar) maka hukumnya haram dan dosa.

c.Jamak antara 2 sholat, takdim (didahulukan) atau ta’khir (diakhirkan).

d.Dipaksa dengan syarat yang memaksa lebih kuat dan jahat, dan tidak bisa meminta bantuan orang lain akan disakiti (dipukul dengan keras atau dibunuh) dan tidak ada pilihan lain.



3.Syarat-syarat wajibnya sholat, diantaranya:

a.Islam
b.Baligh
c.Berakal
d.Suci dari haid dan nifas



4.Syarat-syaratnya sholat ada 8 perkara:

a.Suci dari hadast besar dan kecil
b.Suci dari najis yang berada di baju, badan dan tempat (dan juga yang berhubungan dengan itu semua).
c.Menutupi aurotnya.
d.Menghadap ke kiblat.
e.Masuknya waktu sholat.
f.Mengetahui tentang kewajibannya sholat.
g.Tidak menyakini bahwa salah satu fardhu sholat itu hukumnya sunnah.
h.Menjauhi sesuatu yang membatalkan sholat dengan bersentuhan wanita yang bukan muhrimnya, memegang kemaluannya, keluar angin/air dari salah satu dua lubang atau memutuskan sholatnya (membatalkannya sendiri).


5.Aurat dibagi menjadi 4 bagian:

a.Auratnya laki-laki pada saat sholat atau bukan, yaitu antara pusar sampai ke lututnya dan sunah menutupi badan yang atas dengan memakai baju.

b.Auratnya perempuan yang merdeka (bukan budak / hamba sahaya) di dalam sholat yaitu semua badannya kecuali wajah dan kedua telapak tangan.

c.Auratnya perempuan yang merdeka atau budak jika ada orang yang bukan mahromnya yaitu semua badannya.

d.Auratnya perempuan ketika ada mahromnya yaitu antara pusar sampai ke lutut.



6.Rukun-rukunnya sholat ada 17 perkara:

a.Niat, misalnya: Usholli fardhol dhuhri arba’ rokaatin lillahi ta’ala.
Jika sholat wajib maka niatnya harus menyebutkan kalimat usholli, kemudian menyebutkan sholat yang akan dikerjakan, misalnya dhuhur atau ashar, dll) kemudian menyebutkan kalimat fardhon.

Jika sholat sunnah cukup dengan menyebutkan kalimat usholli kemudian sholat yang akan dikerjakan, misalnya : dhuha atau witir atau tahajud atau qobliyah atau ba’diyah.


b.Takbirotul ihram, yaitu kalimat “ALLAHU AKBAR”

Adapun syarat-syaratnya diantaranya:

- Harus memakai bahasa Arab (kalo terjemahannya tidak sah)

- Harus mendengar sendiri bacaan takbirnya (menurut kebanyakan manusia mendengarkan sendiri)

- Harus tertib antara lafadz Allah lalu lafadz Akbar

- Memakai lafadz ALLAH (tidak boleh diganti dengan nama-nama dari Asmaul Husna), contoh ar-rohman, dll.

- Memakai lafadz AKBAR

- Tidak menambah hamzah diawal lafadz ALLAH, misalnya : AAALLAHU …

- Tidak boleh memanjangkan huruf ba’ di lafadz akbar, contoh : akbaaaar

- Tidak boleh menambahkan huruf wawu diantara lafadz Allah dan Akbar, misalnya: ALLAHUUUUWAKBAR.

- Tidak boleh mentasydidkan lafadz akbar, misalnya : akabbar.

- Waktu membaca takbiratulirham setelah masuknya waktu sholat (jika belum mau mengerjakan sholat, maka tidak sah)

- Menghadap kiblat

- Bagi yang berjamaah, maka takbirnya makmum setelah takbirnya imam.

- Berusaha menyamakan tatkala mengucapkan takbir dengan bersama mengucapkan niat dalam hati (jika tidak bisa tidak apa-apa, tapi harus diusahakan terus-menerus dengan syarat tidak was-was (ragu-ragu))


c.Berdiri bagi yang mampu, jika tidak mampu karena sakit maka boleh duduk, apabila tidak mampu dengan berbaring (caranya jika kepala bisa diangkat maka kepala diberi bantal dihadapkan kiblat dengan kaki diluruskan dan telapak kaki menghadap kiblat, jika tidak bisa maka dibaringkan menghadap kiblat dengan tangan kanan dibawah seperti posisi jenazah waktu dikuburkan).


d.Membaca surah Al-Fatihah, menurut semua imam basmalah juga termasuk Fatihah, tapi menurut Imam Syafi’i dan Imam Hambali bacaan basmalah harus dijahar (dilantangkan) jika ditempat jahar seperti magrib, isya’ dan shubuh, jika menurut Imam Maliki maka basmalahnya cukup dipelankan diposisi jahar dan semua ada marja’-marja’nya hadits dari rasulullah saw. dan syarat-syaratnya membaca basmalah diantaranya:

- Harus tertib dalam bacaan fatihah

- Tidak boleh berhenti dalam membaca surah Al Fatihah sebentar atau lama dengan maksud memutuskan bacaannya.

- Harus membaca semua surah Al Fatihah termasuk basmalah

- Harus membaca dengan fasih (artinya benar dalam membacanya dan jelas dalam semua tasydid-tasydidnya)

- Tidak menambah bacaan lain diantara ayat-ayat Al Fatihah.



e.Ruku’, batas syahnya ruku’ yaitu badan dibungkukkan sampai kedua tangan bisa memegang kedua lutut, disunnahkan sejajar antara kepala, punggung dan dubur dan membaca bacaan ruku’.


f.Tuma’ninah di ruku’ yaitu diam sebentar dengan batasan mengucapkan subhanallah.


g.I’tidal (bangun dari ruku’) disunnahkan berdiri tegak lalu mengucapkan bacaan i'tidal.


h.Tuma’ninah sewaktu I’tidal yaitu diam sebentar dengan batasan mengucapkan subhanallah.


i.Sujud dua kali adapun syarat-syaratnya adalah:

- Harus menempelkan 7 anggota sujud ditempat sujud tanpa penghalang

- Dan bermaksud untuk sujud (jadi kalo jatuh dari I’tidal maka tidak sah)

- Anggota sujud : kening, kedua telapak tangan, lutut dan kedua telapak kaki (jika lutut tertutup sarung / kain lain maka hukumnya sah)

- Kepala lebih rendah daripada punggung yang paling bawah.



j.Tuma’ninah yaitu diam sebentar dengan batasan mengucapkan subhanallah.

k.Duduk diantara dua sujud

l.Tuma’ninah yaitu diam sebentar dengan batasan mengucapkan subhanallah.

m.Tasyahud akhir (tahiyat akhir)

n.Posisi duduk tatkala bertahiyat akhir.

o.Bersholawat untuk nabi Muhammad diwaktu tahiyat akhir, minimal : Allahumma sholli ala Muhammad, dan paling sempurna mengucapkan sholawat ibrohimiyah.

p.Salam yaitu mengucapkan Assalamu’alaikum wa rahmatullahi.

q.Tertib (dari a sampai dengan q)



7.Sunnah-sunnahnya sholat, diantaranya:

a.Sunnah-sunnahnya sebelum sholat yaitu:
Memakai wangi-wangian, berpakaian yang rapi, adzan, iqomah, bersiwak, membaca basmalah, dengan keadaan tenang tatkala akan sholat dan khusu’ tatkala akan sholat (menghadirkan ruh dan pikirannya dengan memusatkan di satu tujuan yaitu menghadap Allah SWT, dzat yang menciptakannya).

b.Sunnah-sunnah di saat sholat, yaitu:
- Tenang dan berusaha untuk khusu’
- Memahami tentang bacaan-bacaan yang dibacanya wajib atau sunnah
- Mengangkat kedua tangannya pada tempatnya, adapun tempat yang sunnah tatkala mengangkat kedua tangan yaitu:
Ketika takbiratul ihram
Ketika akan ruku’
Ketika bangun dari ruku’ (i'tidal)
Ketika bangun dari tasyahud awal (tahiyat yang pertama)

- Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dan jari-jari tangan kanan memegang pergelangan tangan kiri lalu meletakkan keduanya dibawah dada, sewaktu setelah takbiratul ihram sampai akan mau ruku’.

- Mengarahkan pandangan matanya ke tempat sujud.

- Membuka kedua matanya (tidak memejamkannya), kecuali jika ada wanita atau sesuatu hal lain dihadapannya yang bisa menganggu konsentrasi)

- Berta’awudz (mengucapkan a’udzubillahi minassyaitonnirojim)

- Berdiam sebentar diantara:
antara takbiratul ihram dengan doa pembuka
antara ta’awudz dengan bacaan Al Fatihah
antara akhir surah Al Fatihah dengan ucapan amin
antara ucapan amin dengan bacaan surah-surah yang lain
antara bacaan surah-surah dengan ruku’

# dalam mengucapkan amin yang benar yaitu harus memanjangkan alifnya, yaitu : aaamin dan tidak boleh mentasdidkan mim yaitu : aaammmin


c.Sunnah setelah sholat diantaranya:
Membaca wirid yang dilakukan oleh nabi Muhammad saw. seperti subhanallah, alhamdulillah dan allahuakbar, dll.

Disunnahkan dalam membaca wirid (bacaan) untuk berjamaah (bersama-sama) karena sesuatu yang dibaca dalam kebersamaan (berjamaah) akan menimbulkan kekhusu’an dan akan dikabulkan oleh Allah (jika salah satu yang dikabulkan maka yang lain akan ikut dikabulkan oleh Allah SWT) apalagi yang menuntun bacaannya adalah imam sholatnya.
Lalu berdoa (meminta semua hajat-hajatnya) kepada Allah SWT.


8.Sesuatu yang makruh dikerjakan dalam sholat, diantaranya:
a.Membaca jahar (lantang) ditempat-tempat sir (pelan)
b.Menoleh tanpa maksud
c.Memberi isyarat kepada seseorang tanpa maksud tertentu, dll


9.Sesuatu yang membatalkan sholat, diantaranya:

a.Berbicara sedikit atau banyak (jika satu huruf yang tidak berarti, maka tidak batal sholatnya).

b.Gerakan yang banyak, yaitu 3 gerakan lebih secara berkesambungan (1 gerakan tangan ke atas maka dihitung 1 gerakan, jika dengan tangan kiri secara bersamaan maka dihitung 2 gerakan begitu juga jika langkahan kaki).

c.Makan walau sedikit (jika bekas makanan yang ada diantara gigi-gigi jika tidak bisa dikeluarkan dan tertelan tanpa sengaja maka sholatnya sah)

d.Meninggalkan salah satu rukun-rukunnya sholat.



10.Sujud Syahwi
Sujud syahwi adalah sujud yang dilakukan karena meninggalkan sesuatu bagian dari sholat. Dengan sujud syahwi maka sesuatu yang kurang pada sholat akan menjadi sempurna tapi tidak meninggalkan rukun-rukunnya sholat, maka batal sholatnya). Dan caranya yaitu dilakukan setelah tahiyat akhir sebelum salam dengan dua kali bersujud dan membaca “subhanaladzi layashu walayanamu”


Adapun sebab-sebabnya:

a.Meninggalkan sebagian dari aba’dussholat atau sebagian dari sebagiannya, seperti:

- Tasyahud awal dan duduknya serta bersholawat kepada nabi Muhammad saw, dengan sengaja atau tidak.

- Qunut dan dalam keadaan berdiri (bagi yang mampu) dan bersholawat atas nabi Muhammad saw serta keluarga dan para sahabatnya.

- Bersholawat untuk keluarga nabi ditakhiyat akhir.


Itu semua kalo ditinggalkan dalam keadaan sengaja ataupun tidak, maka disunnahkan sujud syahwi, karena dengan sujud syahwi bisa menyempurnakan kekurangan yang ada pada sholat tersebut (karena meninggalkan hal-hal yang ada di atas).



b.Sesuatu yang membatalkan jika disengaja tapi tidak membatalkan jika tidak disengaja apabila dilakukan dalam keadaan lupa, seperti ; memasukkan makan yang sedikit sekali ke mulut.

c.Memindahkan rukun qauli yang bukan pada tempatnya tanpa disengaja. Rukun qauli adalah takbiratul ihram, Fatihah, tasyahud akhir, sholawat atas nabi Muhammad saw ditahiyat akhir dan salam. Maksudnya memindahkan rukun qauli yang bukan pada tempatnya yaitu : sewaktu dia baca Al Fatihah dalam keadaan lupa dia membaca tahiyat akhir, maka dia harus langsung membaca Al Fatihah dan kemudian disunnahkan sujud syahwi. Akan tetapi jika memindahkan bacaan takbiratulihram atau salam bukan pada tempatnya, maka hukum sholatnya batal (seperti yang tertera pada semua kitab Fiqih).

d.Ragu-ragu dalam melakukan rukun Fi’li yaitu dia ragu-ragu apakah sudah melakukan ruku’ (contoh) atau belum? Dan dia diposisi sujud, maka dia harus menambahkan 1 rokaat lagi dan kemudian disunnahkan sujud syahwi. Begitu pula kalo dia ragu dalam rokaatnya (saya sudah 3 rokaat atau 2 rokaat dalam sholat magrib) maka dia harus mengambil yang lebih sedikit yaitu 2 rokaat, lalu dia menambah 1 rokaat lagi kemudian disunnahkan sujud syahwi.

# Jika ragu dalam sholat dan waktu keraguannya lama, maka batal sholatnya.



11.Sujud Tilawah
Adalah sujud yang dilakukan ketika mendengar bacaan Al Qur’an yang ada tertera kalimat Sajadah di dalam Al Qur’an.

Adapun syarat-syaratnya diantaranya:

a.Yang membaca dalam keadaan suci (selain junub, haid dan nifas)

b.Yang membaca dalam keadaan sadar (selain orang yang bermimpi, mabuk, lupa atau dari tape/radio, dll).

c.Membacanya satu ayat yang sempurna (jika pada ayat sujud saja / tidak sempurna maka tidak shah)

d.Yang membaca satu orang

e.Selain sewaktu melakukan sholat jenazah

f.Sewaktu mendengarkannya langsung bersujud (tidak boleh berselang waktu).

g.Bagi ma’mum harus sujud mengikuti imam, jika imam tidak sujud maka ma’mum juga tidak sujud.


# Adapun bacaannya : “subhanallah walhamdulillah walailaha illallahu allahuakbar atau subhana rabiyal a’la wabihamdzi, dibaca 3 kali.

# Rukun-rukun sujud tilawah diantaranya:
- niat
- takbirotul ihram
- sujud
- tuma’ninah (diam sebentar)
- duduk
- salam
- tertib

# Adapun caranya yaitu dilakukan dua kali seperti sujud biasa dalam keadaan suci.

# Ayat-ayat yang berhubungan dengan sujud tilawah diantaranya : Surah al-A'raaf: 206, ar-Ra'd: 15, an-Nahl: 49, al-Israa': 107, Maryam: 58, al-Haj: 18, al-Furqaan: 60, an-Naml: 25, Fusshilat: 38, al-'Alaq:19, an-Najm: 62, Insyiqaaq: 21, Shaad: 24.



12.Sujud Syukur
Sujud syukur adalah sujud untuk orang yang mendapatkan kenikmatan dhohir / bathin dari Allah SWT yang lebih dan untuk orang yang telah diselamatkan dari bencana besar / kecil dan ketika kita diberi oleh Allah sifat-sifat yang baik tatkala melihat kebejatan orang lain.

# Caranya dengan bertakbirotul ihram kemudian bersujud 2 kali, kemudian salam. Adapun bacaannya yaitu : alhamdulillahi, kemudian kalimat syukur yang ada pada diri kita sendiri dan di dalam hati (berdoa) dan dalam keadaan suci.
# Dianjurkan (disunnah) bershodaqoh setelah itu agar ditambah kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah SWT dan agar selalu dijaga dari kekufuran akan nikmat.



13.Bab Sholat-sholat Sunnah
Sholat sunnah dibagi menjadi 3 macam:

a.Sholat sunnah mu’aqot (tertentu)
Seperti : tarawih (khusus di bulan ramadhan) dan witir (setelah sholat isya’ sampai sebelum shubuh).


b.Sholat yang berkenaan dengan sebab-sebab:

- Sebabnya didahulukan kemudian dilakukannya sholat sunnah seperti : thowaf, tahiyatul masjid dan sunnah wudhu.

- Sesuatu kejadian yang terjadi bersamaan dengan sholat seperti : kusuf (gerhana matahari), khusuf (gernaha bulan).

- Sholat terlebih dahulu lalu sebabnya (sholat untuk mendapatkan sesuatu sebab) seperti sholat istikhoroh (meminta petunjuk).



c.Sholat mutlak yaitu sholat-sholat sunnah yang lain.
Sholat yang disunnahkan berjamaah yaitu : sholat Idul Adha, Idul Fitri, Kusuf, Khusuf dan Tarawih.

Sholat yang tidak disunnahkan dalam berjamaah seperti qobliyah, ba’diyah dan sholat sunnah yang lain ) jika dilakukan berjamaah, maka hukumnya mubah.
Keutamaan sholat sunnah menurut urutannya:
- Idul Fitri dan Idul Adha, dan jumlahnya 2 rokaat.
- Kusuf (gerhana matahari) jumlahnya 2 rokaat.
- Khusuf (gerhana bulan) jumlahnya 2 rokaat.
- Istisqo’ (meminta hujan) jumlahnya 2 rokaat
- Witir jumlahnya 11 rokaat paling banyak dan sedikitnya 1 rokaat.
- Rowatib (qobliyah/ba’diyah) jumlahnya 2 rokaat minimal dam maksimal 4 rokaat.
- Tarawih jumlahnya 8 rakaat dan maksimal 20 rakaat.
- Sholat-sholat sunnah yang lain jumlahnya minimal 2 rokaat dan maksimal tidak terbatas.



Dari keseluruhan sholat-sholat sunnah dibagi menjadi 2 bagian:

- Muakadah yaitu sholat yang sering dilakukan oleh nabi Muhammad saw. di rumah, dan diperjalanan seperti 2 rokaat sebelum (qobliyah) shubuh, 2 rokaat sebelum dan sesudah (ba’diyah) dhuhur, 2 rokaat sesudah magrib, 2 rokaat sesudah isya’, witir, dhuha.

- Gairu muakadah yaitu sholat yang kadang ditinggalkan nabi Muhammad saw. dalam perjalanan seperti 2 rokaat (setelah 2rokaat) sebelum dan sesudah dhuhur, 4 rokaat sebelum ashar, 2 rokaat sebelum magrib dan isya’ dan lain-lain dari sholat-sholat sunnah.



14.Waktu-waktu yang diharamkan untuk mengerjakan sholat, kecuali sholat yang didahului kejadiannya kemudian sholatnya (seperti : thowaf, sholat nadzar, tahiyatul masjid dan sunnah wudhu dan sesuatu kejadian yang bersamaan dengan sholatnya (seperti kusuf dan khusuf).


Ada 5 waktu:

a.Ketika terbitnya matahari sampai terbitnya matahari kira-kira satu tombak (kalo diperkirakan dari jauh).

b.Di waktu istiwa’ (matahari pas berada diatas kepala) sampai lewatnya waktu istiwa’ (bergeser) selain hari Jum’at.

c.Ketika terbitnya mega kuning sampai tenggelamnya matahari.

d.Setelah sholat subuh sampai terbitnya matahari.

e.Setelah sholat asar sampai terbenamnya matahari (akhir waktu asar).


# Sholat jenazah sebaiknya dilakukan sebelum sholat asar.



15.Bab sholat berjamaah: Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim, bahwa Rosulullah SAW. bersabda (yang artinya) Sesungguhnya sholat berjamaah lebih tinggi tingkatannya (derajatnya) 25 kali di bandingkan sholat sendiri (munfarit) dan sholat berjamaah sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Adapun syarat-syaratnya berjamaah, diantaranya:

a.Bagi ma’mum tidak mengetahui kalo imamnya mengerjakan sesuatu yang membatalkan sholatnya.

b.Ma’mum tidak menyakini bahwa imamnya bertayamum sedangkan ma’mum berwudhu dengan memakai air.

c.Imam tidak menjadi ma’mum dari imam yang lain.

d.Ma’mum harus mengetahui semua gerakan-gerakan imam dengan cara melihat atau mendengar dengan jelas melalui imam atau ma’mum yang ada didepan.

e.Ma’mum harus dekat dengan imam atau ma’mum yang didepan.

f.Ma’mum tidak boleh melebihi batas imam yaitu telapak kaki ma’mum harus dibelakang telapak kaki imam (tidak bolah sama / mendahului.

g.Antara ma’mum dengan imam tidak boleh ada halangan yaitu kalau ma’mum berjalan mendekati imam dengan cara maju bukan dengan cara meloncat, berbalik badan atau mundur (kalau ma’mum diposisi tingkat maka syah kalau tangga yang menuju ketingkat berada didalam masjid bukan halaman / teras masjid, karena ma’mum berjalan menuju imam dengan berbalik atau mundur).

h.Gerakan ma’mum tidak mendahului gerakan imam dengan dua rukun (ruku’ atau I’tidal dan lain-lain) atau terlambat 2 rukun dari gerakan imam.

i.Imam harus fasih dalam membaca Al Fatihah.

j.Ma;mum harus berniat ma’muman.

k.Ma’mum laki-laki tidak boleh mengikuti imam perempuan dalam segala hal, kecuali kalau ma’mum laki-lakinya belum baligh.



Keterangan syah dalam berjama’ah:
a.Ma’mum laki-laki mengikuti imam laki-laki.
b.Ma’mum perempuan mengikuti imam laki-laki.
c.Ma’mum banci mengikuti imam laki-laki.
d.Ma’mum perempuan mengikuti imam banci.
e.Ma’mum perempuan mengikuti imam perempuan.

Yang dimaksud dengan banci adalah seseorang yang mempunyai dua alat kelamin pada aslinya (dari lahir) bukan laki-laki yang berubah dirinya menjadi perempuan atau sebaliknya dalam hal apapun maka seperti itu sangat dilaknat oleh Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.seperti yang disabda di dalam hadist.

Syarat-syarat iman diantaranya:
a.Islam
b.Berumur (baligh)
c.Berakal
d.Mengerti dan memahami tentang hukum-hukum sholat dan wudhu (fiqihnya)
e.Fasih dalam mengucapkan / membaca surat Al Fatihah dan surat-surat yang lain.

Semua sholat diperboleh untuk berjamaah walaupun beda raka’at, kalau berbeda gerakan maka tidak syah seperti sholat wajib / sunnah berjamaah dengan sholat kusuf, khusuf atau sholat jenazah karena gerakannya berbeda.



16.Bab sholat jama’
Jama’ dibagi 2 perkara : taqdim dan ta’khir Jama’ taqdim adalah sesuatu sholat yang digabungkan dengan sholat lain dengan syarat karena berpergian luar kota (musafir)adapun waktunya dimajukan diwaktu sholat yang ditaqdimi contoh dhuhur dan ashar, maka sholat ashar mengerjakanya diwaktu dzuhur dan rokaatnya tetap (tidak berubah) kalau jama’ takhir maka sebaliknya dari jama’ taqdim.


a.Syarat-syarat jama’ taqdim diantaranya:

1.memulai yang pertama (kalau dhuhur dan ashar, maka dimulai dhuhur dahulu baru ashar)

2.Niat jama’taqdim pada sholat yang pertama yaitu niatnya diwaktu melaksanakan sholat dhuhur (kalau dhuhur dengan ashar) diawal, pertengahan atau akhir sholat dhuhur sebelum salam, dan cara mengucapkanya hanya didalam hati tanpa diucapkan dalam lisan.

3.Masih ada sisa waktu diwaktu sholat yang pertama (dhuhur)

4.Berkesinabungan antara sholat ke satu dengan sholat yang ke dua (tidak boleh terputus waktu antara dua sholat (dhuhur dengan ashar), kalau terputus lama melebihi dua rakaat tanpa sunah (kurang lebih1 menit 20 detik) maka hukum jama’nya menjadi batal (tidak syah)

5.Meyakini kebenaran (syah) sholat yang pertama.

6.Lamanya halangan ( udzur) sampai pada ta’biratulihram di sholat yang ke dua.



b. Syarat-syarat jama’ta’khir diantaranya:

1.Niat ta’khir (mangangkhirkan) diwaktu pada sholat yang pertama (kalau dhuhur dengan ashar, maka letaknya niat berada diwaktu dhuhur) dan waktu yang paling akhir, yaitu yang mencukupi kalu sholat 4 roka’at (kalau dhuhur)

2.Lamanya halangan (udzur) sampai selesai dalam mengerjakan sholat yang kedua



17. Bab sholat qosor.
Sholat qosor adalah sholat 4 roka’at yang diringkas menjadi 2 raka’at dan itu hanya pada sholat dhuhur, ashar dan isya’ selain itu tidak boleh diqosor.


Adapun syarat-syaratnya :

a.Hanya diperbolehkan pada sholat yang jumlah roka’atnya 4.

b.Jarak perjalananya 82 km (markhalatain)
c.Safarnya (perjalananya) yang diperbolehkan (tidak untuk bermaksiat) diwaktu pertama niatnya dalam perjalanan (safar)

d.Mengetahui tentang di perbolehkanya qosor yaitu mengetahui awal niatnya dan jarak yang tepat untuk mengqosor sholat (82 km)

e.Berniat mengqosor sholat diwaktu takbirotul ihram yaitu mengucapkan niat qosor pada takbirotul ihrom, (pada sholat berjumlah 4 raka’at)

f.Berkesinabungan dalam perjalanan sampai habisnya waktu sholat yang dikerjakan, yaitu kalau dia belum sampai 82 km lalu dia pulang (kembali) maka dia tidak diperbolehkan mengqosor sholatnya.

g.Bagi yang mengqosor tidak boleh berjama’ah (mengikuti) dengan imam yang tidak mengqosor (sempurna) kalau sebaliknya maka boleh (syah)



18.Bab sholat Jum’at
Sholat Jum’at adalah sholat yang dilakukan diwaktu dhuhur dan sholat Jum’at adalah sholat yang paling utama di antaranya sholat-sholat yang lain . sholat Jum’at pertama kali dilaksanakan dimalam Isra’ mi’raj dimasjid Nabawi, Rasulullah pada saat itu berjama’ah dengan sebagikan kecil sahabatnya. Barang siapa yang meninggalkan sholat Jum’at 3 kali berturut-turut, tanpa udzur syar’I, niscaya Allah memenuhi hatinya dengan sifat kemunafikan (diriwayatkan oleh Imam Abi Daud Turmudzi dan Nasai).

Syarat-syarat wajib sholat Jum’at:
a.Islam
b.Baligh
c.Aqil (berakal)
d.Laki-laki, maka perempuan tidak sah sholat Jum’atnya
e.Sehat jasmani
f.Ber mustautin (mustautin yaitu seseorang yang bertempat tinggal didaerah tersebut dan tidak pernah pergi kecuali ketika adakeperluan,bukan musyafir)

Syarat-syarat syahnya sholat jum;at
a.Melakukan sholat Jum’at diwaktu dhuhur
b.Ditempat yang tertentu (bukan ditempat yang untuk berpergian / tempat transit)
c.Melakukan sholat secara berjama’ah
d.Jumlah yang menghadiri sholat Jum’at sebanyak 40 orang laki-laki, baligh, mustautin
e.dilakukan di satu tempat (masjid) setiap kelurahan, kalau masjid yang pertama penuh, maka boleh menggunakan masjid yang lainya
f.didahului 2 khotbah



19.Rukun-rukun khotbah Jum’at

a.Mengucapkan hamdallah di kedua khotbah (khotbah pertama dan kedua) dan yang dimaksud hamdallah harus dengan kalimat “alhamdu atau anahamidun atau hamdan, tidak boleh yang lain kemudian harus menggunakan lafadz Allah tidak boleh diganti dengan nama-nama yang lain seperti yang tertera di Asma’ul Khusna

b.Membaca sholawat untuk Nabi Muhammad saw di kedua khotbah (pertamadan kedua). Adapun kalimatnya yaitu harus memakai lafadz As sholatu, usholli atau sholla tidak dengan kalimat yang lainya dan yang kedua harus menyebutkan Nama nabi Muhammad atau Ahmad.

c.Berwasiat Taqwa dikedua khotbah (pertama dan kedua). Dalam wasiat taqwa harus meyebutkan kalimat Wasoya, Usiikum, atau Athi’ullaha dengan menambah kalimat taqwa tidak boleh yang lain.
(kalimat yang artinya perintah untuk melakukan satu ibadah atau meninggalkan satu larangan)

d.Membaca ayat suci Al-Qur’an disalah satu khotbah (ulama’ banyak melakukanya di akhir khotbah yang pertama)

e.Do’a untuk mu’minin dan mu’minat diakhir khotbah yang kedua, dengan syarat tidak menyebutkan kalimat khitob (percakapan dua orang yang sedang berhadapan).



20.Syarat syahnya berkhotbah

a.Suci dari dua khadast yaitu kecil dan besar
b.Suci dari najis dipakaian, badan dan tempat
c.Menutupi aurot
d.Berdiri bagi yang mampu
e.Duduk diantara dua khotbah dan batas waktunya duduk dengan mengucapkan subhanallah 3 kali minimal, dan maksimal lamanya membaca surat Al-Ikhlas tidak boleh lebih (disunnahkan bagi khotib membacanya)
f.Berkesinambungan antara khotbah yang pertama dengan khotbah yang kedua dengan terpisah duduk antara dua khotbah
g.Berkesinambungan antara dua khotbah dengan sholat Jum’atnya (harus langsung setelah khotbah dan tidak boleh melebihi dua roka’at sholat tanpa sunah-sunahnya sholat (kurang lebih 1menit 30 detik)
h.Rukun-rukun kedua khotbah harus memakai bahasa Arab (tidak yang lainnya)
i.Ke dua rukun-rukun khotbah harus didengarkan minimal 40 orang laki-laki, berakal, baligh
j.Kedua khotbah dilakukan waktu dhuhur



21.Sunah-sunahnya di Jum’at diantaranya:

a. Mandi, adapun waktunya setelah terbitnya matahari sampai akan mendatangi sholat Jum’at (bagi yang sholat Jum’at) sampai sore hari.
b. Memakai pakaian yang bersih dan suci, dan yang paling utama memakai warna putih
c. Memakai wangi-wangian
d. Memperbanyak dzikir
e. Memperbanyak sholawat atas nabi kita Muhammad s.a.w.
f. Mendengarkan khotbah Jum’at
g. Memperbanyak do’a untuk diri sendiri, keluarga dan muslimin dan muslimat
h. Bagi yang sholat Jum’at disunnahkan menghadirinya lebih awal, sebelum adzan Jum’at




22.BAB Sholat Iid.

Iid artinya kembali ke fitroh umat Islam. Iid dibagi menjadi dua perkara :

a.Iid Adha : yaitu hari ke 10 pada bulan Dzulhijah hukumnya adalah sunnah (sholat Iid adalah sholat sunnah yang paling utama)

b.Iid Fitri : yaitu awal (tgl 1) bulan Syawal hukumnya adalah sunnah.

Adapun waktu kedua Iid dari terbitnya matahari sampai bergeraknya matahari kalo Idul Adha disunahkan mengerjakan sholat Iid diawal waktu, dan Idul Fitri disunnahkan mengakhirkan sholat Iid dari sholat Iid adha yaitu terbitnya matahari dengan ketinggian 1 tombok (dengan perkiraan).


Adapun sunnah-sunnah yang dilakukan, diantaranya :

a.Sholat dengan berjama’ah, lebih afdhol dimasjid (jika tidak cukup boleh dilapangan)

b.Menghidupkan malam iid dengan bertakbir dan ibadah-ibadah yang lain

c.Mandi (membersihkan badan yang dhohir, terutama yang batin)

d.Memakai wangi-wangian

e.Berhias diri (berpenampilan yang rapi dan menutupi aurat)

f.Berpakaian yang terbaik yang dimilikinya, berwarna putih atau yang lainnya tapi lebih utama berwarna putih

g.Mendatangi masjid lebih awal (pagi-pagi)

h.Menuju ke masjid dengan jalan yang lebih cepat dan pulang ( keluar) dari masjid dengan jalan lain yang lebih lama ( lebih jauh dari datangnya) atau sebaliknya

i.Berpuasa dari subuh sampai mengerjakan sholat iid di hari raya Iid Adha

j.Disunnahkan makan dengan korma atau sesuatu yang manis tatkala mau menuju ke masjid di hari raya Iid Fitri

k.Bertakbir tatkala menuju masjid dengan bersuara


# Perhatian : memakai wangi-wangian dianjurkan untuk laki-laki, perempuan yang tidak tua atau anak-anak kalo perempuan diharamkan memakai wangi-wangian yang berlebihan, apalagi sampai tercium aroma wanginya pada laki-laki yang bukan muhrimnya maka itu dianggap zina seperti yang disabdakan nabi Muhammad s.a.w di dalam hadist-hadist beliau, kalo bagi istri disunnahkan memakai wangi-wangian tatkala berada dirumah untuk menghormati suaminya.


# Tata cara mengerjakan Sholat Iid :
Sholat Iid dilakukan 2 roka’at kemudian setelah sholat diisi dengan khotbah, berbeda dengan sholat Jum’at (kalo sholat Jum’at didahului khutbah) dan tata cara khutbahnya sama dengan khutbah Jum’at.


Adapun sholatnya:

a.Bertakbir 7 x diroka’at yang pertama, dan tempatnya yaitu setelah membaca iftitah (sebelum membaca al-fatihah)

b.Bertakbir 5 x diroka’at yang kedua

c.Disunnah sewaktu takbir (setelah mengucapkan allahu akbar) mengucapkan subhanaallah walhamdulillah walailahaillallah wa allahuakbar

d.Tatkala bertakbir disunnahkan mengangkat kedua tangannya (seperti tatkala bertakbirotulihrom) lalu kembali meletakkan kedua tangannya di bawah dada.

e.Adapun khutbah Iid disunnahkan bertakbir khutbah yang pertama 9 x dan 7 x dikhutbah yang kedua kemudian melanjutkan khutbahnya adapun tempatnya diawal kedua khutbah

f.Takbir Iidul Fitri dimulai dari terbenamnya matahari malam iid sampai turunnya khotib (yang berkhutbah) dari mimbar. Sedangkan takbir Iid Adha dimulai dari terbenamnya matahari malam iid sampai turunnya khotib (yang berkhutbah) itu takbir mursal (yaitu takbir yang bebas, tanpa terikat dengan waktu), kalo takbir moqoyat (yaitu takbir yang terikat dengan waktu) di iid adha yaitu setelah sholat fardhu(wajib) dari malam iid sampai setelah sholat ashar hari tasyrik yaitu tanggal 11,12,13 dzulhijjah.

natomi Sistem Rangka


Anatomi sistem rangka

Sistem skeletal adalah sistem yang terdiri dari tulang (rangka) dan struktur yang membangun hubungan (sendi) di antara tulang-tulang tersebut. Secara umum fungsi dari sistem skeletal adalah:
  1. Menyediakan bentuk untuk menopang tubuh,
  2. Sebagai alat gerak pasif,
  3. Melindungi organ-organ internal dari trauma mekanik,
  4. Menyimpan dan melindungi sumsum tulang selaku sel hemopoietic (red bone marrow),
  5. Menyediakan tempat untuk menyimpan kelebihan kalsium, dan
  6. Menyimpan lemak (yellow bone marrow).
Pada manusia, rangka dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu rangka aksial (membentuk sumbu tubuh, meliputi tengkorak, kolumna vertebra, dan toraks) dan rangka apendikular (meliputi ekstremitas superior dan inferior).
Berdasarkan bentuknya dan ukurannya, tulang dapat dibagi menjadi beberapa penggolongan:
  1. Tulang panjang, yaitu tulang lengan atas, lengan bawah, tangan, tungkai, dan kaki (kecuali tulang-tulang pergelangan tangan dan kaki). Badan tulang ini disebut diafisis, sedangkan ujungnya disebut epifisis.
  2. Tulang pendek, yaitu tulang-tulang pergelangan tangan dan kaki.
  3. Tulang pipih, yaitu tulang iga, bahu, pinggul, dan kranial.
  4. Tulang tidak beraturan, yaitu tulang vertebra dan tulang wajah
  5. Tulang sesamoid, antara lain tulang patella dan tulang yang terdapat di metakarpal 1-2 dan metatarsal 1.
Rangka aksial
-Tengkorak

Tengkorak tersusun atas tulang kranial dan tulang wajah. Tulang kranial tersebut meliputi:
  • Tulang frontal
Tulang frontal merupakan tulang kranial yang berada di sisi anterior, berbatasan dengan tulang parietal melalui sutura koronalis. Pada tulang frontal ini terdapat suatu sinus (rongga) yang disebut sinus frontalis, yang terhubung dengan rongga hidung.
  • Tulang temporal
Terdapat dua tulang temporal di setiap  sisi lateral tengkorak. Antara tulang temporal dan tulang parietal dibatasi oleh sutura skuamosa. Persambungan antara tulang temporal dan tulang zigomatikum disebut sebagai prosesus zigomatikum. Selain itu terdapat prosesus mastoid (suatu penonjolan di belakang saluran telinga) dan meatus akustikus eksternus (liang telinga).
  • Tulang parietal
Terdapat dua tulang parietal, yang dipisahkan satu sama lain melalui sutura sagitalis. Sedangkan sutura skuamosa memisahkan tulang parietal dan tulang temporal.
  • Tulang oksipital
Tulang oksipital merupakan tulang yang terletak di sisi belakang tengkorak. Antara tulang oksipital dan tulang parietal dipisahkan oleh sutura lambdoid. Di dasar tulang oksipital terdapat foramen magnum, suatu foramen yang menghubungkan otak dan medula spinalis. Di sisi foramen magnum terdapat condyles, suatu penonjolan yang menghubungkan oksipital dengan tulang atlas (C1).
  • Tulang sphenoid
Tulang sphenoid merupakan tulang yang membentang dari sisi fronto-parieto-temporal yang satu ke sisi yang lain. Secara umum tulang sphenoid dibagi menjadi greater wing dan lesser wing, di mana greater wing berada lebih lateral dibanding lesser wing. Kanalis optikus dibentuk oleh tulang ini (lesser wing). Selain itu terdapat juga sella turcica (yang melindungi kelenjar hipofisis) dan sinus sphenoid (suatu sinus yang membuka ke rongga hidung).
  • Tulang ethmoid
Tulang ethmoid merupakan tulang yang berada di belakang tulang nasal dan lakrimal. Beberapa bagian dari tulang ethmoid adalah crista galli (proyeksi superior untuk perlekatan meninges), cribriform plate (dasar crista galli, dengan foramen olfaktori yang melewatkan nervus olfaktori), perpendicular plate (bagian dari nasal septum) dan konka. Selain itu terdapat juga sinus ethmoid, yang membuka ke rongga hidung.
Sedangkan tulang wajah meliputi:
  • Tulang mandibula
Mandibula merupakan tulang rahang bawah, yang berartikulasi dengan tulang temporal melalui prosesus kondilar.
  • Tulang maksila
Tulang maksila merupakan tulang rahang atas. Maksila meliputi antara lain prosesus palatin yang membentuk bagian anterior palatum dan prosesus alveolar yang memegang gigi bagian atas.
  • Tulang nasal
Tulang nasal merupakan tulang yang membentuk jembatan pada hidung dan berbatasan dengan tulang maksila.
  • Tulang lakrimal
Tulang lakrimal merupakan tulang yang berbatasan dengan tulang ethmoid dan tulang maksila, berhubungan duktus nasolakrimal sebagai saluran air mata.
  • Tulang zigomatikum
Tulang zigomatikum merupakan tulang pipi, yang berartikulasi dengan tulang frontal, temporal dan maksila.
  • Tulang palatin
Tulang palatin merupakan tulang yang membentuk bagian posterior palatum.
  • Tulang vomer
Tulang vomer merupakan bagian bawah nasal septum (sekat hidung).
Kolumna vertebra
Kolumna vertebra terbentuk dari tulang-tulang individual yang disebut sebagai vertebra. Terdapat sekitar 26 vertebra, meliputi 7 vertebra servikal, 12 vertebra torakal, 5 vertebra lumbar, 1 vertebra sakral (yang terdiri atas 5 vertebra individual) dan 1 vertebra koksigeal (yang terdiri atas 4-5 koksigeal kecil).
Secara umum, bentuk vertebra terdiri atas korpus vertebra, lengkung vertebra, foramen vertebra, prosesus transversus, prosesus spinosa, prosesus artikular inferior, prosesus artikular posterior, pedikulus dan lamina.
Terdapat sedikit perbedaan antara vertebra segmen servikal, torakal, dan lumbar:
  • Pada vertebra segmen servikal, korpus berukuran relatif lebih kecildibandingkan segmen torakal dan lumbar. Pada prosesus transversus terdapat foramen (lubang) transversus, yang fungsinya untuk melewatkan arteri vertebralis. Artikulasi antara satu vertebra servikal dengan vertebra servikal lainnya (melalui sendi apophyseal) membentuk sudut sekitar 45 derajat. Khusus untuk segmen C1 (atlas), terdapat facies artikulasi untuk dens axis (C2) serta facies artikulasi yang agak besar untuk perlekatan dengan oksipital. Sedangkan pada segmen C2 (axis), terdapat dens axis yang akan berartikulasi dengan atlas (C1).
  • Pada vertebra segmen torakal, korpus berukuran relatif lebih besar dibandingkan segmen servikal namun lebih kecil dibandingkan dengan segmen lumbar. Tidak ada foramen transversus. Khas pada vertebra segmen torakal adalah adanya facies untuk artikulasi dengan tulang iga (kostal). Facies ini ada yang terletak di prosesus transversus dan ada yang terletak di prosesus spinosa.
  • Pada vertebra segmen lumbar, korpus berukuran relatif lebih besar dibandingkan dengan korpus pada segmen servikal dan torakal. Adanya prosesus asesorius pada prosesus transversus dan prosesus mamilaris pada prosesus artikulasi superior menjadi ciri khas pada segmen lumbar.
  • Pada vertebra segmen sakral, bentuknya khas seperti sayap yang melebar dengan penonjolan ke depan pada artikulasi lumbo-sakral yang disebut sebagai promontory. Vertebra segmen sakral terdiri atas 5 vertebra individual, yang dihubungkan satu sama lain melalui celah transversus dan memiliki 8 foramen sakral. Di bagian posterior terdapat celah yang disebut hiatus sakralis.
  • Pada vertebra segmen koksigeal, terdiri atas 4-5 segmen koksigeal individual yang terhubung dengan vertebra segmen sakralis.
Dilihat secara lateral, kolumna vertebra yang tersusun mulai dari servikal hingga koksigeal membentuk lengkung yang khas, yaitu lordosis servikal, kyphosis torakal, lordosis lumbar dan  kyphosis sakral. Lordosis servikal terbentuk ketika seorang bayi mulai belajar menegakkan kepalanya (usia 3 bulan), sedangkan lordosis lumbar terbentuk ketika seorang anak mulai belajar berdiri.
Toraks

Toraks merupakan rangka yang menutupi dada dan melindungi organ-organ penting di dalamnya. Secara umum toraks tersusun atas klavikula, skapula, sternum, dan tulang-tulang kostal.
  • Skapula merupakan tulang yang terletak di sebelah posterior, dan berartikulasi dengan klavikula melalui akromion. Selain itu, skapula juga berhubungan dengan humerus melalui fossa glenoid.
  • Klavikula merupakan tulang yang berartikulasi dengan skapula melalui akromion, dan di ujungnya yang lain berartikulasi dengan manubrium sternum.
  • Sternum merupakan suatu tulang yang memanjang, dari atas ke bawah, tersusun atas manubrium, korpus sternum, dan prosesus xyphoideus. Manubrium berartikulasi dengan klavikula , kostal pertama, dan korpus sternum. Sedangkan korpus stenum merupakan tempat berartikulasinya kartilago kostal ke-2 hingga kostal ke-12.
  • Tulang-tulang kostal merupakan tulang yang berartikulasi dengan vertebra segmen torakal di posterior, dan di anterior berartikulasi dengan manubrium dan korpus sternum. Ada 12 tulang kostal; 7 kostal pertama disebut kostal sejati (karena masing-masing secara terpisah di bagian anterior berartikulasi dengan manubrium dan korpus sternum), 3 kostal kedua disebut kostal palsu (karena di bagian anterior ketiganya melekat dengan kostal ke-7), dan 2 kostal terakhir disebut kostal melayang (karena di bagian anterior keduanya tidak berartikulasi sama sekali).
Rangka apendikular
Ekstremitas atas

Ekstremitas atas terdiri atas tulang skapula, klavikula, humerus, radius, ulna, karpal, metakarpal, dan tulang-tulang phalangs.
  • Skapula
Skapula merupakan tulang yang terletak di sebelah posterior tulang kostal dan berbentuk pipih seperti segitiga. Skapula memiliki beberapa proyeksi (spina, korakoid) yang melekatkan beberapa otot yang berfungsi menggerakkan lengan atas dan lengan bawah. Skapula berartikulasi dengan klavikula melalui acromion. Sebuah depresi (cekungan) di sisi lateral skapula membentuk persendian bola-soket dengan humerus, yaitu fossa glenoid.
  • Klavikula
Klavikula merupakan tulang yang berartikulasi dengan skapula di sisi lateral dan dengan manubrium di sisi medial. Pada posisi ini klavikula bertindak sebagai penahan skapula yang mencegah humerus bergeser terlalu jauh.
  • Humerus
Humerus merupakan tulang panjang pada lengan atas, yang berhubungan dengan skapula melalui fossa glenoid. Di bagian proksimal, humerus memiliki beberapa bagian antara lain leher anatomis, leher surgical, tuberkel mayor, tuberkel minor dan sulkus intertuberkular. Di bagian distal, humerus memiliki beberapa bagian antara lain condyles, epicondyle lateral, capitulum, trochlear, epicondyle medial dan fossa olecranon (di sisi posterior). Tulang ulna akan berartikulasi dengan humerus di fossa olecranon, membentuk sendi engsel. Pada tulang humerus ini juga terdapat beberapa tonjolan, antara lain tonjolan untuk otot deltoid.
  • Ulna
Ulna merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi medial pada posisi anatomis. Di daerah proksimal, ulna berartikulasi dengan humerus melalui fossa olecranon (di bagian posterior) dan melalui prosesus coronoid (dengan trochlea pada humerus). Artikulasi ini berbentuk sendi engsel, memungkinkan terjadinya gerak fleksi-ekstensi. Ulna juga berartikulasi dengan radial di sisi lateral. Artikulasi ini berbentuk sendi kisar, memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Di daerah distal, ulna kembali berartikulasi dengan radial, juga terdapat suatu prosesus yang disebut sebagai prosesus styloid.
  • Radius
Radius merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi lateral pada posisi anatomis. Di daeraha proksimal, radius berartikulasi dengan ulna, sehingga memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Sedangkan di daerah distal, terdapat prosesus styloid dan area untuk perlekatan tulang-tulang karpal antara lain tulang scaphoid dan tulang lunate.
  • Karpal
Tulang karpal terdiri dari 8 tulang pendek yang berartikulasi dengan ujung distal ulna dan radius, dan dengan ujung proksimal dari tulang metakarpal. Antara tulang-tulang karpal tersebut terdapat sendi geser. Ke delapan tulang tersebut adalah scaphoid, lunate, triqutrum, piriformis, trapezium, trapezoid, capitate, dan hamate.
  • Metakarpal
Metakarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat di pergelangan tangan dan bagian proksimalnya berartikulasi dengan bagian distal tulang-tulang karpal. Persendian yang dihasilkan oleh tulang karpal dan metakarpal membuat tangan menjadi sangat fleksibel. Pada ibu jari, sendi pelana yang terdapat antara tulang karpal dan metakarpal memungkinkan ibu jari tersebut melakukan gerakan seperti menyilang telapak tangan dan memungkinkan menjepit/menggenggam sesuatu. Khusus di tulang metakarpal jari 1 (ibu jari) dan 2 (jari telunjuk) terdapat tulang sesamoid.
  • Tulang-tulang phalangs
Tulang-tulang phalangs adalah tulang-tulang jari, terdapat 2 phalangs di setiap ibu jari (phalangs proksimal dan distal) dan 3 di masing-masing jari lainnya (phalangs proksimal, medial, distal). Sendi engsel yang terbentuk antara tulang phalangs membuat gerakan tangan menjadi lebih fleksibel terutama untuk menggenggam sesuatu.
Ekstremitas bawah

Ekstremitas bawah terdiri dari tulang pelvis, femur, tibia, fibula, tarsal, metatarsal, dan tulang-tulang phalangs.
  • Pelvis
Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan tulang pipih. Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubis dan ischium. Ilium terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi dengan vertebra sakrum, ischium terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis terletak di bagian inferior-anterior-medial. Bagian ujung ilium disebut sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan tulang femur.
  • Femur
Femur merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal berartikulasi dengan pelvis dan dibagian distal berartikulasi dengan tibia melalui condyles. Di daerah proksimal terdapat prosesus yang disebut trochanter mayor dan trochanter minor, dihubungkan oleh garis intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat condyle lateral dan condyle medial untuk artikulasi dengan tibia, serta permukaan untuk tulang patella. Di bagian distal posterior terdapat fossa intercondylar.
  • Tibia
Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di mana keduanya merupakan facies untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga facies untuk berartikulasi dengan kepala fibula di sisi lateral. Selain itu, tibia memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen. Di daerah distal tibia membentuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan malleolus medial.
  • Fibula
Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan tibia. Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian distal, fibula membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal.
  • Tarsal
Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan tibia di proksimal dan dengan metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus, talus, cuboid, navicular, dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah berdiri.
  • Metatarsal
Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan dengan tulang phalangs di distal. Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2 tulang sesamoid.
  • Phalangs
Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu jari dan 3 phalangs di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi pelana di ibu jari kaki, menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan.
Referensi:
  1. Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4th ed. US: Saunders; 2006.
  2. Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5th ed. US: FA Davis Company; 2007. p. 104-34.
  3. Van de Graaf KM. Human anatomy. 6th ed. US: The McGraw-Hill Companies; 2001. p. 132-95.